Pembelajaran jarak jauh seperti yang sering kita dengar ialah pembelajaran yang mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan dalam waktu yang sama maupun tidak dengan memanfaatkan berbagai macam alat teknologi. Meskipun teknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh, namun program pendidikan harus difokuskan pada kebutuhan instruksional peserta didik daripada teknologinya itu sendiri. Selain itu, aspek-aspek lain dari pembawaan masing-masing peserta didik juga perlu diperhatikan seperti, umur, kultur, latar belakang sosioekonomi, minat, pengalaman, level pendidikan, dan terbiasa atau tidaknya dengan metode pendidikan jarak jauh. 

Pengertian, Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh


Distance Learning yang terkenal dengan sebutan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), merupakan sebuah model pembelajaran solutif dari kegiatan belajar mengajar yang terkendala waktu, tempat, dan sumber daya manusia. Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.

Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi) misalnya. (Sumber: http://www.icasae.org/trainer/indonesian/p11.htm)


Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak jauh, yaitu sebagai berikut:
  1. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku peserta didik.
  2. Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
  3. Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
  4. Efisiensi dan efektivitas program.Pengembangan program Belajar Jarak Jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan ekfektivitas produk program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
  5. Efektivitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat.
  6. Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.
  7. Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
  8. Keterpaduan. Yaitu keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
  9. Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus. 

Latar Belakang Penerapan Sistem belajar jarak jauh

  1. Alasan Filosofis. Setiap manusia mempunyai hak untuk memperolah kesempatan belajar tanpa mempersoalkan segala macam bentuk perbedaan. Sistem belajar jarak jauh merupakan sistem yang dapat memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk mendapatkan pendidikan.
  2. Alasan Geografis. Bagi masyarakat yang memiliki persoalan mengenai jarak tempat tinggal dengan tempat pendidikan, dengan adanya pendidikan jarak jauh ini merupakan suatu alternatif yang cukup menjanjikan. Mereka tidak harus bersusah payah datang ke sekolah yang jauh setiap hari. Selain itu terkadang guru tutorial yang datang mengunjungi pebelajarnya ketempat tinggal mereka, sehingga pebelajar tidak harus pergi ke luar dari lingkungan tinggalnya yang jauh.
  3. Alasan Sosial Ekonomi. Sekolah masih di pandang suatu yang mewah baik dari segi biaya, maupun dari kebutuhan yang harus di keluarkan untuk mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga masih banyak ditemui anak yang putus sekolah dan tidak mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan sistem pendidikan jarak jauh anak yang tidak dapat mengikuti sekolah reguler tetap dapat mengikuti pendidikan, tanpa harus meninggalkan pekerjaan, tanpa harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli pakaian, membayar biaya transport, atau biaya-biaya yang lain, jika mereka harus datang ke sekolah.
  4. Alasan Kesempatan Belajar. Banyak anak-anak yang harus memenuhi kebutuhannya dengan bekerja atau mengikuti gerak kehidupan orang tuanya, sehingga anak kehilangan kesempatan dan waktu untuk mengikuti pendidikan secara konvensional. Untuk itu melalui pendidikan jarak jauh mereka tetap dapat bersekolah tanpa harus meninggalkan tempat tinggal atau tempat bekerja. Mereka tetap dapat bekerja membantu orang tua mereka mencari nafkah sambil bersekolah.
Hakekat Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh

Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran. Adapun hakekat pendidikan sistem belajar jarak jauh ini adalah :
  1. Pendidikan sepanjang hayat. Salah satu bentuk hak azasi manusia adalah bahwa setiap manusia mulai dari kandungan hingga liang lahat berhak untuk memperoleh yang diperlukannya untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
  2. Pemberdayaan pebelajar/warga belajar. Sistem pendidikan ini juga memperhatikan kepentingan pebelajarnya, kondisi, dan karakteristik mereka. Dengan cara menyelenggarakan berbagai pola pilihan pembelajaran, sumber belajar dan strategi dan pengelolaannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari kebutuhan pendidikan formal, hanya saja peserta diberi kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.Kondisi dan karakterisik peserta didik adalah keadaan pribadi dan lingkungan yang menunjukkan kemampuan, hambatan, dan peluang yang berbeda-beda. Kondisi seperti ini tidak seharusnya dijadikan alasan untuk tidak memberikan kesempatan belajar bagi pebelajar.
  3. Pemberdayaan Lembaga Pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran, sistem pendidikan ini perlu diselanggarakan oleh lembaga pendidikan yang khusus dirancang untuk keperluan itu. Bentuk-bentuk lembaga pendidikan yang dikhususkan saat ini sudah terdapat Universitas Terbuka, Sekolah Dasar PAMONG, dan SLTP terbuka. 
Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh

Untuk pembuatan program ini dititikberatkan pada prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Prinsip Kemandirian. Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar, program pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. 
  2. Prinsip Keluwesan. Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai, mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun ajaran. Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan formal ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke pendidikan formal.
  3. Prinsip Keterkinian. Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat ini diperlukan (just-in-time). Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang (just-in-case). Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas.
  4. Prinsip Kesesuaian. Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar.
  5. Prinsip Mobilitas. Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah memenuhi kompetensi yang diperlukan.
  6. Prinsip Efisiensi. Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber disekeliling pebelajar akan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan mengenai sumber belajarnya. (Miarso, 2004:305)
Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh dalam Dunia Kerja

Sistem pendidikan jarak jauh adalah suatu keseluruhan proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakandalam bentuk pengajaran modular dalam satuan waktu tertentu dengan bimbingan dan pembinaan oleh tenaga profesional yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kemampuan ketenagaan dalam bidang tertentu (Hamalik, 1994:48).


Sebagaimana komponen dari sistem pendidikan nasional, sistem pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Penyelenggaraan sistem pendidikan tersebut perlu mendapatkan pengaturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan berkelanjutan (Miarso, 2004:321).

Dalam rangka menunjang kebutuhan dunia kerja maka pendidikan kedinasan merupakan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Contoh penerapannya adalah dengan diselenggarakannya kegiatan-kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi calon atau para pegawai.

Beberapa impelementasi pembelajaran jarak jauh dalam institusi pemerintah seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), diantaranya yaitu:
  1. Pengelolaan Pengembangan Kapasitas Tenaga Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di Kabupaten dan Kota melalui E-Learning;
  2. Orientasi jarak jauh melalui media video conference bagi widyaiswara;
  3. E-learning pada Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) BKKBNTahun 2019.


Daftar Rujukan

C. Asri Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik Oemar. 1994. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan pembinaan Ketenagaan. Bandung: Trigenda Karya.
Hamzah B.Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Miarso, Yusufhadi, dkk. 1990. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Smith, Mark K. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Mirea.
http://aristorahadi.wordpress.com/2008/04/28/media-pembelajaran-dalam-pendidikan-jarak-jauh
http://lppm.ut.ac.id/pdffiles/3_Media%20dalam%20Pendidikan%20Terbuka%20dan%20Jarak%20Jauh_dewi%20padmo.pdf
https://sites.google.com/site/elearningpp09/e-learning/pemanfaatan-media-social-network-facebook-sebagai-media-pembelajaran-yang-menarik-dalam-pendidikan-jarak-jauh-distance-learning
https://brendarey213.wordpress.com/2013/12/05/pendidikan-jarak-jauh-pjj/
http://e-learning-teknologi.blogspot.com/2012/12/prinsip-pembelajaran-jarak-jauh.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh
http://blog.tp.ac.id/penerapan-pembelajaran-jarak-jauh-dalam-pembelajaran
https://coretantanpatinta.wordpress.com/2012/12/12/pembelajaran-jarak-jauh/




17 Komentar

  1. Menurut saya, artikel penulisan mengenai prinsip dasar pembelajaran jarak jauh untuk dunia kerja yang ditulis saudari Adhita sangat baik, baik dalam tatacara penulisan, konten hingga daftar rujukan. Dalam proses pembelajaran sistem pembelajaran jarak jauh sangat diperlukan, untuk membantu menyampaikan apa yang terdapat dalam sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam silabus pembelajaran. Sebagaimana komponen dari sistem pendidikan nasional, sistem pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Penyelenggaraan sistem pendidikan tersebut perlu mendapatkan pengaturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan berkelanjutan.
    agar mampu bersaing dengan dunia kerja, tuntutan dalam proses pembelajaran untuk generasi millenial adalah berbasis kontekstual dan konstruktivisme untuk membangun ide-ide kreatif yang dimiliki oleh peseta didik, hal ini sangat berkaitan dengan tuntutan perkembangan pembelajaran era 4.0.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya ucapan terima kasih atas kesediaan Saudari Kak Nurhasanah dalam memberikan tanggapan terhadap apa yang dituliskan di atas.
      Memang benar bahwasannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat diselenggarakan di semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Untuk itu, dirasa penting dan perlu melakukan inovasi dalam teknis pembelajaran melalui pembelajaran jarak jauh pada jenjang pendidikan formal dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan aspek kebutuhan tentunya. Sehingga ketika memasuki dunia kerja tidak akan merasa asing terhadap model pembelajaran tersebut.
      PJJ telah diaplikasikan pada beberapa lembaga pemerintah yang kini tengah menggalakkan model pembelajaran e-learning sebagai bagian dari proses pelatihan dasar CPNS. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pelatihan maupun orientasi merupakan bagian dari pendidikan jalur non formal.

      Wassalamualaikum warohamtullahi warokatuh

      Hapus
  2. E-Learning bukanlah barang baru, dalam sebuah pembelajaran sudah berkembang dari tahun 1970 an, hanya saja baru digunakan pada tahun 90-an dalam dunia pendidikan, berdasarkan prinsip dasar pembelajaran jarak jauh (PJJ) maka sudah menjadi solusi pembelajaran yang terbatas ruang , jarak dan waktu. Kemudian mengutip dari pernyataan Newsletter of ODLQC, 2001 sebagaimana tercantum pada bagian awal tersebut di atas, setidak-tidaknya dapat ditarik 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-Learning), yaitu: a. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN - dalam bentuk Website eLearners.com)
    b. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan c. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan. Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan lainnya, seperti adanya: d. Lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-Learning e. Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet f. Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar, g. Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar, dan h. Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggaraan.
    semoga apa yang sudah di lakukan oleh BKKBN benar-benar menjadi solusi pembelajaran dan pendidikan dengan memanfaatkan teknologi. Terima Kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam Sejahtera...
      Keberkahan atas waktu dan kesempatan menanggapi artikel di atas...
      Sedikit memberikan feedback atas tanggapan Saudara...

      Bahwa selain kebutuhan hal-hal, perangkat pendukung dan lain sebagainya guna menunjang pembelajarn jarak jauh yang disebutkan oleh Saudara, maka terdapat landasan teori belajar yang perlu diperhatikan oleh perancang pembelajaran atau disainer instruksional dalam menganalisis, mendisain, mengembangkan, menerapkan hingga sampai pada tahap mengevalusi sebuah proses pembelajaran (e-learning).

      Menyangkut penjabaran tentang pembelajaran jarak jauh, baik pengertian, prinsip, faktor, dll terdapat tiga teori belajar utama yang digunakan sebagai dasar pembelajaran jarak jauh (E-Learning) yaitu behaviorisme, kognitivisme dan konstrukstivisme.

      1. Behaviorisme
      Teori ini merekomendasi pendekatan terstruktur dan deduktif untuk mendesain bahan ajar, sehingga konsep dasar, keterampilan, dan informasi faktual dapat cepat diperoleh siswa. Implikasi lebih jauh terhadap e-learning adalah belajar secara drill, memilah-milah bahan ajar, mengakses tingkat prestasi, dan memberikan umpan balik. Tetapi, efektivitas pendekatan desain behaviorisme untuk tugas-tugas berfikir tingkat tinggi masih belum terbukti.

      2. Kognitivisme
      Aliran kognitif menganggap bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan memori, motivasi, refleksi, berfikir, dan meta kognisi. Psikologi kognitif meliputi proses belajar dari pemrosesan informasi, dimana informasi diterima di bermacam-macam indera, ditransfer ke memori jangka pendek dan jangka panjang. Informasi menjalani aliran transformasi dalam pikiran manusia sampai informasi tersebut tersimpan secara permanen di memori jangka panjang dalam bentuk paket-paket pengetahuan.
      Secara keseluruhan, perancang instruksional harus memikirkan mulai dari perbedaan aspek-aspek gaya belajar sampai motivasi, kolaborasi maupun meta kognitif. Pendekatan berfokus pada kognitif sesuai untuk mencapai tujuan belajar tingkat tinggi. Kelemahannya adalah jika siswa tidak mempunyai pengetahuan prasyarat.

      3. Konstruktivisme
      Aliran konstruktivisme menganggap bahwa siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman belajarnya sendiri. Belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif, dan pengetahuan tidak dapat diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan bukan diberi pengetahuan melalui pembelajaran.

      Demikian tambahan informasi, sekian dan terima kasih.

      Hapus
  3. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh..
    Ulasan yang menarik tentang prinsip dasar pembelajaran jarak jauh bagi dunia kerja, artinya pembelajaran jarak jauh tentu saja akan dimanfaatkan oleh siapapun yang memiliki kepentingan dengan hal ini, apalagi diera literasi digital saat ini, e-learning sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap individu agar dapat bertahan, berkompetisi dan bersaing dalam bidang apapun, era revolusi industri 4.0 yang menuntut terjadinya kepedulian bahkan sikap kritis individu terhadap perkembangaan teknologi itu sendiri, karena memang pada kenyataannya semua lini memanfaatkan kemudahan akses informasi pada era digital saat ini, benar e-leraning dan PJJ ini telah ada sejak lama dan perbedaan terletak pada kemudahan akses pada era saat ini, ini memberikan gambaran bahwa terjadi perkembangan yang sangat pesat, sebagai individu yang memanfaatkan teknologi tentu saja kita di tuntut untuk menggunakannya secara efektif. BKKBN sebagai lembaga besar yang berskala Nasional harus selalu berinovasi sehingga ini akan memberikan manfaat bagi semua kalangan dan masyarakat.. sekian dan Terima Kasih, wassalam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh....
      Melanjutkan apa yang dituliskan dalam komentar di atas bahwa

      Pemanfaatan inovasi dalam Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) maupun penciptaan inovasi melalui serangkaian proses pengembangan merupakan fenomena yang berbanding positif dengan perkembangan era globalisasi yang salah satunya diindikasikan dengan maraknya era digitalisasi.

      Untuk itu, tuntutan dunia pendidikan maupun dunia kerja harus sejalan dengan tren yang sedang berkembang. Jika tidak maka kita akan terseret dalam derasnya arus modernisasi atau bahkan postmodernisasi.

      Dengan semakin tingginya tingkat persaingan dunia industri maka setiap lembaga pemerintah maupun lembaga swasta tentunya akan terus berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerja atau indikator capaian program. Begitu juga dengan BKKBN yang terus berupaya untuk meningkatkan standar operasional prosedur (SOP) pelayanan kepada pemerintah dan masyarakat sebagai subjek, objek dan pemelihara pembangunan.

      Pengembangan kompetensi sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan perangkat sarana atau prasarana, perbaikan/maintenance sistem pengelolaan dalam berbagai bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan dll serta program-program prioritas dan pendukung lainnya akan terus dilakukan. Serangkaian proses menuju arah yang lebih baik akan terus diupayakan dengan diimbangi fase monitoring serta evaluasi.

      Demikian tambahannya dan terima kasih.

      Hapus
  4. Assalamualaikum..
    saya terkesan atas artikel yang saudara sampaikan, cukup jelas disampaikan. Sampai disini di lingkungan kerja saudara sendiri apa yang menjadi kendala dengan adanya sistem-sistem jarak jauh itu sendiri. terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam warohamtullahiwabarokatuh...
      Terima kasih atas kesediaan untuk menanggapi ulasan di atas.

      Untuk pembelajaran jarak jauh dalam menunjang pengelolaan program memang tidak semudah mengelola pembelajaran klasik/konvensional mengingat pembelajaran pada orang dewasa (andragogi) juga tidak sama dengan mengajar pedagogis. Diantara kendala yang dihadapi yaitu karakteristik pebelajar yang sangat beragam dengan berbagai latar belakang pendidikan, usia hingga pada kultur sosial setempat. Sehingga pada proses pengelolaan pembelajarannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Akan tetapi semua itu merupakan proses yang harus dijalani sehingga arah menuju peningkatan kualitas dan kompetensi pengelola program semakin jelas dan akan tercapai seiring dengan perkembangan waktu dan target indikator capaian program yang harus dikejar.

      Terima kasih.

      Hapus
  5. Balasan
    1. Mohon maaf tautan yang Saudara Abang Fahri tuliskan kenapa tidak bisa langsung linked ke youtube?

      Mohon konfirmasinya.

      Terima kasih

      Hapus
  6. Walalikumsalam warohamtullahi wabarokatuh ...
    Terima kasih banyak atas perkenan Saudara memberikan tanggapan sekaligus informasi tambahan mengenai prinsip dasar PJJ sebagaimana diuraikan dalam ulasan di atas.

    Benar sekali yang Saudara tuliskan bahwa dalam proses penyelenggaraannya PJJ tentunya telah melewati serangkaian proses desain dan perencanaan pembelajaran sebagaimana pembelajaran tatap muka. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran tidak boleh diabaikan sehingga hasil proses tersebut dapat optimal dan sama seperti dengan pembelajaran klasikal/konvensional.

    Ikatan emosional atau emotional bonding dapat diciptakan dengan melakukan meet up baik secara langsung maupun melalui media lainnya. Sehingga PJJ bukanlah sesuatu yang memang jauh tapi bagaimana mendekatkan sesuatu yang jauh itu dan tidak terasa berjauhan.

    Dalam akhir penyelenggaraan seyogyanya proses monitoring dan evaluasi terhadap hasil belajar maupun proses pelaksanaan PJJ harus terus dilakukan sehingga perbaikan-perbaikan atau inovasi-inovasi dapat terus diupayakan guna meningkatkan capaian hasil belajar. Sebagaimana hal tersebut dapat dijadikan sebuah prinsip dasar, yaitu dengan diawali identifikasi masalah yang nantinya menjadi prinsip (handycap) dan kemudian ditelaah untuk dicari solusi yang tepat atas permasalahan tersebut.

    Demikian tanggapan dari saya atas komentar Saudara dan terima kasih.

    BalasHapus
  7. Bagaimana efektitifatas belajar dan hasil yang dicapai dengan sistem PJJ yang dilaksanakan untuk dunia kerja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam Pembelajaran Jarak Jauh ...
      Terima kasih atas perkenannya menanggapi ulasan di atas yang terkait dengan prinsip dasar pembelajaran jarak jauh gun menunjang dunia kerja.

      Dalam hal ini sebagai lembaga pemerintah yang dinamis dalam program dan mengikuti perkembangan ICT maka PJJ menjadi sebuah kebutuhan sekaligus solusi kedua atau alternatif yang dapat dimanfaatkan ketika terjadi suatu permasalahan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.

      Segala sesuatu yang terkait teknis penyelenggaraan tentunya telah direncanakan dengan matang dan dipertimbangakan oleh lembaga penyelenggara. Untuk itu tingkat keefektifitasnya dan keefisiennya dapat dipantau dan dijaga. Selain itu proses monitoring pelaksanaan hingga evaluasi juga akan dilakukan sehingga sesuatu masalah dan yang menjadi prinsip dasar tersebut dapat menenui solusi yang tepat. Jika tidak maka dilakukan identifikasi kembali guna menemukan prinsip baru yang perlu dicarikan solusinya kembali.

      Demikian penjelasan dari saya dan terima kasih.

      Hapus
  8. selamat pagi seiring siang menjelang kak dita, semoga selalu dilimpahi kesuksesan luar biasa. saya ingin menanggapi artikel nya dengan beberapa pertanyaan ringan.
    1. bagaimana cara mengatasi kurang percaya diri nya peserta saat mengerjakan sesuatu secara individu karena kita tau kemampuan peserta didik yang tidak merata dan terbiasa bekerja secara simultan
    2. PJJ akan cendrung menjadi proses pelatihan bukan seperti pendidikan secara face to face biasanya kurang optimal dalam implementasinya karena peserta didik akan menjadi tidak fokus dalam pengerjaan sesuatu bagaimana cara mengatasinya.
    3. Terkait dengan financial yang tidak merata dinegeri ini akan sedikit banyak menghambat PJJ tersebut bagaimana agar peserta didik tetap mendapat pembelajaran yang sama tanpa harus memarjinalkan peserta didik tersebut.
    terima kasih kakak Sukses...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua ...
      Terima kasih atas perkenan menanggapi artikel diatas dan berikut penjelasan lanjutan atas beberapa pertanyaan maupun pernyataan yang Saudari tuliskan pada kolom komentar sebagai berikut :
      1. Percaya diri terhadap kemampuan diri dapat dilatih dengan cara melakukan komunikasi dan konsultasi terhadap rekan sebaya terhadap materi-materi yang belum atau kurang dipahami. Selanjutnya, latihan secara mandiri juga dapat dilakukan secara terus menerus, karena terdapat pepatah "practice makes perfect".
      2. Dalam pelaksanaannya PJJ sudah melalui serangkaian proses persiapan dan perencanaan, selain itu orientasi/pengenalan program pembelajaran secara tatap muka di awal proses diberlakukan guna penyamaan persepsi peserta didik terhadap proses pembelajaran yang akan dilalui. Untuk itu, komitmen peserta didik terhadap proses yang akan dijalani sangat penting sehingga konsistensi dapat terjaga.
      3. Dalam pelaksanaan PJJ yang difasilitasi dengan berbagai media pendukung maka tentunya sarana prasarana tersebut membutuhkan bantuan dari aparatur pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan pelaksanaan PJJ tersebut. Salah satu hakekat PJJ ini ada adalah untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Maka jika dengan PJJ ini menyebabkan kesenjangan semakin lebar maka tidak mungkin PJJ ini tidak akan diberlakukan lagi di negara ini. Setiap fase dalam sistem belajar jarak jauh diberlakukan monitoring dan evaluasi, sehingga keefektifan dan keefisienan proses dan hasil belajar dapat tercapai.

      Demikian tanggapan dari saya dan terima kasih.

      Hapus
  9. pada dasarnya prinsip pembelajaran jarak jauh adalah melihat berapa efektifnya sarana, waktu dan kebutuhan yang diperlukan pada suatu tempat. dimana banyak terdapat orang-orang usia sekolah namun tidak menikmati pendidikan seperti yang dirasakan saudara-saudaranya di daerah lain. pada dassarnya pendidikan itu diperluukan untuk semua jenjang umur dan tidak memandangdimna orang tersebut berada. dengan prisip yang sudah kita ketahui dari penulisan diatas. maka seharusnya tidak ada masyarakat kita yy.ang buta huruf atau pun gaptek. dengan perkembangan teknologi yang sudah secanggih ini. apakah solusi pemerintah untuk memajjukan pendidikan yang di daerah-daerah terpencil ataupun unutk saudara-saudara kita yang diperkotaan, namun hidp dibawah garis kemisikinan.?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh ...

      Terima kasih atas tanggapan dan pertanyaan yang Ibu tuliskan pada kolom komentar di atas. Izin menanggapi atas pertanyaan tentang upaya pemerintah untuk memajukan pendidikan di daerah terpencil dan miskin perkotaan??
      Untuk teknis program yang diberlakukan pemerintah sudah cukup banyak, mulai dari pendidikan dasar 9 tahun yang artinya dalam kurun 9 tahun pendidikan diberikan secara gratis untuk semua masyarakat Indonesia. Meskipun dalam kenyataannya di lapangan masih terdapat keperluan-keperluan pendidikan atau pembelajaran yang harus dilengkapi secara mandiri oleh orang tua siswa.

      Selain itu, beberapa contoh upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan pemerataan pendidikan bagi masyarakat miskin dan masyarakat terpencil diantaranya yaitu :
      a.Perbaikan kinerja guru melalui pemberdayaan masyarakat dan ikatan pembayaran tunjangan
      b.Pendidikan tidak harus dibangun dengan biaya yang mahal, tetapi sekolah bisa membuat badan amal usaha yang menjadi ruh/biaya operasional pendidikan lebih-lebih tanpa melibatkan pembiayaan kepada siswa.
      c.Kalaupun siswa dikenai biaya itupun harus disesuaikan dengan tingkat pendapatan orang tua.
      d.Bagaimana pemerintah dapat membuat regulasi tentang standar Biaya Operasional Pendidikan. Kebijakan BOS telah ditelurkan oleh pemerintah, namun pada kenyatannya di lapangan masih banyak sekolah-sekolah yang mencari lahan untuk menarik pungutan kepada siswa (orang tua) dengan embel-embel program tertentu.
      e.Pemerintah hendaknya mempunyai komitmen untuk mendistribusikan bantuan pendidikan (Imbal Swadaya, Block Grant, dll) kepada sekolah sesuai dengan kuintasi yang dicairkan dan jangan sampai bantuan yang diberikan oleh pemerintah terhenti di tingkat birokrasi.
      f.Pemerintah memberikan reward yang menarik agar memotivasi para guru yang profesional untuk dapat mengaar di daerah-daerah terpencil.

      Demikian yang mungkin dapat ditambahkan dan terima kasih.

      Hapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama