A. Artificial intelligence (Kecerdasan buatan)


Robot ASIMO menggunakan sensor dan algoritme kecerdasan buatan
untuk menuruni tangga dan menghindari rintangan
A.1 Pengertian artificial intelligence (kecerdasan buatan)
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) istilah yang mungkin akan mengingatkan kita akan kehebatan Optimus Prime dalam film The Transformers. Kecerdasan buatan memang kerap diidentikkan dengan kemampuan robot yang dapat berperilaku seperti manusia. Berbagai definisi diungkapkan oleh para ahli untuk dapat memberi gambaran mengenai kecerdasan buatan diantaranya :
  • Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H. A. Simon: 1987).
  • Kecerdasan buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Rich and Knight:1991).
  • Kecerdasan buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan (Encyclopedia Britannica).

Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (Artificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika. 

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah menjadi sesuatu yang menjadi perhatian karena berpengaruh pada pekerjaan manusia. Secara singkatnya, AI mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya. Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan pikiran manusia. Di mana prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan aturan untuk menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri. Karakteristik ideal AI adalah kemampuannya untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal pertama yang biasanya orang pikirkan ketika mendengar istilah AI adalah robot. Karena film dan novel populer yang menceritakan mesin mirip manusia yang mendatangkan malapetaka di bumi. Sedangkan kecerdasan buatan didasarkan pada prinsip bahwa kecerdasan manusia dapat didefinisikan sedemikian rupa sehingga mesin dapat dengan mudah menirunya dan menjalankan tugas, dari yang paling sederhana hingga yang lebih kompleks. Tujuan kecerdasan buatan meliputi pembelajaran, penalaran, dan persepsi. 

A.2 Kategori AI
AI memiliki 2 kategori yaitu lemah atau kuat. AI lemah (weak AI) yang juga dikenal sebagai AI sempit adalah sistem AI yang dirancang dan dilatih untuk tugas tertentu. Asisten pribadi virtual, seperti Apple Siri, adalah bentuk AI yang lemah. Sedangkan AI kuat (strong AI), juga dikenal sebagai kecerdasan buatan umum adalah sistem AI dengan kemampuan kognitif manusia secara umum. Ketika disajikan dengan tugas khusus, sistem AI kuat dapat menemukan solusi tanpa campur tangan manusia.

A.3 Jenis-jenis kecerdasan buatan
Dalam perkembangannya kecerdasan buatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  • Sistem Pakar (Expert System), komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar sehingga komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki pakar.
  • Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), user dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan bahasa sehari-hari, misal bahasa inggris, bahasa indonesia, dan sebagainya.
  • Pengenalan Ucapan (Speech Recognition), manusia dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan suara.
  • Robotika & Sistem Sensor.
  • Computer Vision, menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer.
  • Intelligent Computer-Aided Instruction, komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih & mengajar.
  • Game Playing.
  • Soft Computing
Soft computing merupakan sebuah inovasi dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem yang memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. Soft computing mengeksploitasi adanya toleransi terhadap ketidaktepatan, ketidakpastian, dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan dan dikendalikan dengan mudah agar sesuai dengan realita (Prof. Lotfi A Zadeh, 1992).

A.4 Paham Pemikiran
Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua paham pemikiran yaitu AI Konvensional dan Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence). AI konvensional kebanyakan melibatkan metode-metode yang sekarang diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik. Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence). Metode-metodenya meliputi: 
  1. Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut.
  2. Pertimbangan berdasar kasus
  3. Jaringan Bayesian
  4. AI berdasar tingkah laku: metode modular pada pembentukan sistem AI secara manual
Kecerdasan komputasional melibatkan pengembangan atau pembelajaran iteratif (misalnya penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis. Pembelajaran ini berdasarkan pada data empiris dan diasosiasikan dengan AI non-simbolis, AI yang tak teratur dan perhitungan lunak. Metode-metode pokoknya meliputi: 
  1. Jaringan Saraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat
  2. Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.
  3. Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti populasi, mutasi dan “survival of the fittest” untuk menghasilkan pemecahan masalah yang lebih baik.
A.5 Penerapan Artificial Intelligence
Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang menekankan pengembangan intelijen mesin, pola berpikir dan bekerja seperti manusia. Misalnya, pengenalan suara, pemecahan masalah, pembelajaran, dan perencanaan.

Dengan kemajuan teknologi, kita sudah terhubung dengan AI dalam satu atau lain cara — apakah itu Siri, Watson atau Alexa. Teknologi ini sedang dalam tahap awal dan semakin banyak perusahaan yang menginvestasikan sumber daya dalam penelitian mesin, menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam produk dan penerapan teknologi kecerdasan buatan dalam waktu dekat.

Tidak seperti persepsi umum, contoh penerapan Artificial Intelligence (AI) tidak terbatas hanya pada industri IT atau teknologi; sebaliknya, banyak digunakan di bidang lain seperti medis, bisnis, pendidikan, hukum, dan manufaktur.

Beberapa contoh penerapan Artificial Intelligence semakin populer hari ini; mempengaruhi cara hidup, berinteraksi dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Masih banyak yang akan datang di tahun-tahun mendatang dengan lebih banyak perbaikan, pengembangan, dan penerapannya.

A.6 Kecerdasan buatan VS kecerdasan manusia
Menurut Kaplan, AI mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kecerdasan alami (kecerdasan manusia). Kelebihan Al adalah sebagai berikut :
  • AI lebih bersifat permanen
  • AI menawarkan kemdahan untuk digandakan dan disebarkan
  • AI dapat lebih murah daripada kecerdasan alami
  • AI bersifat konsisten dan teliti
  • AI dapat didokumentasi
A.7 Perbedaan komputasi AI Dengan Proses Konvensional.
Data yang diproses oleh komputer konvensional dapat dilihat pada tabel berikut :
Proses
Tugas
Kalkulasi
mengerjakan operasi-operasi matematis seperti: +, -, x, :, atau mencari akar persamaan, menyelesaikan rumus/persamaan
Logika
mengerjakan operasi logika seperti and, or, invert
penyimpanan
menyimpan data dan gambar pada file
Retrieve
mengakses data yang disimpan pada file
Translate
mengonversi data dari satu bentuk ke bentuk yang lain
Sort
memeriksa data dan menampilkan dalam urutan yang diinginkan
Edit
melakukan perubahan, penambahan penghapusan pada data
Monitor
mengamati event eksternal dan internal serta melakukan tindakan jika kondisi tertentu tercapai
Kontrol
memberikan perintah atau mengendalikan peralatan luar

















Perbandingan antara AI dengan pemrograman konvensional adalah seperti tabel berikut ini:

Dimensi
AI
Pemrograman
Konvensional
Processing
Simbolik
Algoritmik
Input
Tidak harus lengkap
Harus lengkap
Search
Heuristik
Algoritmik
Explanation
Tersedia
Tidak tersedia
Major interest
Pengetahuan
Data dan informasi
Struktur
Terpisah antara control dan pengetahuan
kontrol terintegrasi dengan data
Output
Tidak harus lengkap
Harus lengkap
Maintenance dan
Update
Mudah Karena menggunakan modul-modul
Umumnya susah dilakukan
Hardware
Workstation dan PC
Semua tipe
Kemampuan pemikiran
Terbatas tetapi dapat
Ditingkatkan
Tidak ada

A.8 Persamaan dan perbedaan konsep komputasi antara kecerdasan buatan dengan komputasi konvensional
Persamaannya :
  1. Sama-sama mengolah simbol-simbol yang dapat berupa huruf, kata, atau bilangan yang digunakan untuk menggambarkan obyek, proses, dan saling hubungannya. Obyek dapat berupa orang, benda, ide, pikiran, peristiwa atau pernyataan suatu fakta.
  2. Menggunakan komputer digital untuk melaksanakan operasi.
Perbedaannya :

KOMPUTASI KONVENSIONAL
KECERDASAN BUATAN
Menggunakan fungsi otak manusia.
Meniru beberapa fungsi otak manusia.
Komputer diperintahkan untuk  menyelesaikan suatu masalah.
Komputer diberitahu tentang suatu masalah.
Hanya dapat ditulis dalam bahasa pemrograman biasa seperti Assembler, C/C++, Fortran, Basic dan Pascal.
Programnya dapat ditulis dalam semua bahasa pemrograman termasuk bahasa pemrograman khusus untuk aplikasi Kecerdasan Buatan seperti Prolog dan LISP.
Dapat dijalankan pada semua jenis komputer tetapi tidak dibuatkan hardware  khusus.
Dapat dibuatkan hardware khusus dan dapat pula dijalankan pada semua jenis komputer.
Komputer diberikan data dan program yang berisi spesifikasi langkah demi langkah bagaimana cara data itu digunakan dan diolah untuk menghasilkan solusi.
Komputer diberi pengetahuan tentang suatu wilayah subyek masalah tertentu dengan ditambah kemampuan inferensi.
Didasarkan pada suatu algoritma yang dapat berupa rumus matematika atau prosedur berurutan yang tersusun jelas.
Didasarkan pada repesentasi dan manipulasi simbol.
Pengolahan obyek bersifat kualitatif
Pengolahan obyek bersifat kualitatif

B. IoT (Internet of Thing) Untuk Pembelajaran
B.1 Definisi Internet of Things (IoT)

Secara sederhana, IoT adalah konsep yang pada dasarnya menghubungkan setiap alat dengan tombol on dan off kepada internet atau sebaliknya. Hal ini termasuk segala alat mulai dari telepon genggam, mesin pembuat kopi, mesin cuci, headphone, lampu, dan alat elektronik lainnya. Teknologi ini juga dapat diterapkan pada komponen mesin, contohnya mesin jet pesawat atau mesin bor pada pengeboran minyak. Bahkan sebuah Perusahaan Analis Gartner mengatakan bahwa pada tahun 2020 akan ada lebih dari 26 juta alat elektronik yang terkoneksi dengan internet.

Internet of Things atau IoT adalah sebuah konsep besar saat ini yang dinilai mampu merevolusi semua industri dan juga masyarakat. Bahkan dalam pendidikan pun Internet of Things ini menjadi salah satu teknologi yang saat ini dipertimbangkan oleh para pengajar maupun anggota pemerintah yang terkait dengan pendidikan untuk menggunakannya guna berinovasi dan meningkatkan pembelajaran. 

Dengan Internet ini, belajar menjadi lebih dinamis dengan cara mengintegrasikan metode tradisional dengan metode baru (IoT). Selain itu, dampak pembelajaran dengan IoT ini juga dinilai mampu menjadikan pelajaran di kelas serta diskusi antar siswa lebih hidup. Bahkan dengan IoT siswa juga akan mampu mengeksplorasi metode-metode belajar lainnya. Sebagai contoh, siswa dapat belajar dirumah dengan melihat video, terlibat dalam proyek kemudian mendiskusikan hasil belajar di luar kelas tersebut saat kembali ke sekolah.

Teknologi modern dan IoT tidak terbatas hanya pada bagaimana siswa belajar tapi juga dapat meningkatkan keamanan IoT sendiri serta akses yang lebih luas untuk mendapatkan informasi. Selain itu juga dapat melacak sumber daya utama. Pengaruh IoT ini juga memiliki efek lebih jauh lagi bagi para pelajar. Dalam pendidikan tinggi misalnya universitas, sebagai mahasiswa mungkin saat ini telah bosan dengan menggunakan buku, kebanyakan dari mereka lebih suka dengan teknologi seperti smartphone, tablet, laptop dan gadget lainnya. Dengan IoT ini akses informasi yang mudah di akses dari mana pun dan kapan pun, akan membuat pelajar mampu mempelajari segala sesuatu yang baru. Bahkan akan mendorong para pelajar untuk mempelajari lebih lanjut lagi.

Selain itu, IoT juga memberikan pekerjaan yang lebih efisien bagi para pengajar dan pelajar. Contohnya adalah, para pengajar mampu mengoptimalkan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pelajar. Dengan menggunakan cloud, para pengajar juga mampu melihat hasil serta statistik masing-masing pelajar dengan informasi yang lebih cepat dengan cara mengumpulkan data hasil belajar. IoT juga mampu mengurangi biaya operasional sekolah, salah satu contoh sekolah yang sukses mengurangi biaya adalah Sekolah di New Richmonde, Tipp City, Ohio, Amerika Serikat. Dalam laporan, mereka mampu mengurangi sekitar USD128,000 setiap tahunnya dengan menggunakan sistem pembelajaran berbasis web-terpusat untuk mengontrol semua peralatan mekanik di sekolah.
Seluruh penggunaan barang yang terhubung ke internet akan menyimpan data, data tersebut terkumpul sebagai ‘big data’ yang kemudian dapat di olah untuk di analisa baik oleh pemerintah, perusahaan, maupun negara asing untuk kemudian di manfaatkan bagi kepentingan masing-masing. Disinilah peran penting pemerintah Republik Indonesia dalam menjaga ketahanan negara dari sisi sistem informasi.

B.2 Peluang integrasi IoT Pada Bidang Pendidikan 
Saat inovasi seperti IoT menjadi bagian kehidupan manusia. Tak ayal wacana ini pun akan menjadi sebuah literasi. IoT sendiri menjadi bagian besar dari literasi digital, kemungkinan integrasinya ke dalam pendidikan pun potensial. IoT dalam pendidikan sendiri akan lebih kepada aplikasinya untuk menyokong pengajaran. Sama serupa CMD atau Computer-Mediated Learning yang saat ini diaplikasikan ke dalam kelas. IoT pun memiliki dinamika mendukung proses KBM.

Lalu seperti apa "bentuk" IoT nantinya ada di dalam kelas. IoT sendiri mengembangkan bentuk fisik teknologi untuk kehidupan manusia. Benda-benda ini terkoneksi dengan protokol wireless network sensor dalam satu infrastruktur yang rumit. Contoh sederhananya saat ini adalah lampu LED di ruang tamu yang bisa dikontrol dengan HP. Atau sistem CCTV yang terkoneksi dengan gadget untuk rasa aman yang lebih.

Rocha, et.al 2006 sendiri memperkenalkan VAC atau Virtual Academic Communities. Ia menerapkan sistem dimana siswa berinteraksi dengan bentuk fisik komponen komputer di lab, mereka uji dengan network, dan difasilitasi oleh guru. Namun tentunya IoT sendiri akan datang dengan bentuk yang berbeda di tiap subjek/kelas/ranah. Dan pastinya hal ini perlu pengembangan dan spesifikasi targetnya sendiri.

Pengajaran bahasa Inggris dalam konteks IoT akan lebih berwarna. Sederhananya, siswa akan berbicara dan bekonsultasi dengan "robot". Guru sendiri akan menjadi admin dalam interaksi. Saat ini pun "robot" itu bisa digunakan. Contohnya fitur voice search pada Google/Siri/Cortana pada HP kita. Ucapkan kata saat Google/Siri/Cortana dinyalakan dalam Bahasa Inggris. Jika pronunciation kita salah/kurang tepat maka hasil pencarian tidak tepat. Fitur HP seperti di atas mungkin sangat sederhana. Bagaimana jika IoT ini tidak sekedar voice recognition untuk English pronunciation kita. Saat ini sudah ada face recognition, error spelling check, dll di internet. Bisa jadi akan ada robot yang bisa menerjemahkan, mengkoreksi ucapan/tulisan, atau bahkan "active conversation". 
Guru sebagai admin/manajer dari kelas seperti memiliki beberapa tugas. Mengakumulasi learning analytic, yaitu melihat kemajuan siswa dari interaksi belajar dengan IoT. Menjaga materi pada bentuk synchronous (email/blog) dan asynchronous (chat/instant messaging). Dan pada akhirnya, gurulah yang menilai dan mengevalasi kegiatan belajar-mengajar dengan integrasi IoT.

Pada intinya, peluang ini ada dan potensial untuk diterapkan. Walau kendala infrastruktur, maintenance, security dan training untuk SDM-nya tetap ada, apalagi di Indonesia. IoT akan menjadi bagian hidup, dan pendidikan, di masa depan. Sebuah hal yang mungkin tidak bisa dihindari saat generasi milenial akan lebih "akrab" dengan teknologi. Pendidik yang terlalu konservatif dan kuno bisa jadi akan tetap ada. Namun akan lebih sulit mengenali teknologi yang ada untuk mendukung pengajaran.

IoT yang menjadi bagian literasi digital pun tak bisa lagi dipungkiri. Saat kita lebih terobsesi dengan sosial media dan gadget. Potensinya untuk mendukung pendidikan pun bukan tak mungkin. Walau paper-and-chalkboard adalah fondasi pedagogis pendidik. Memahami, mengaplikasikan, dan mengevaluasi teknologi dalam KBM pun menjadi peluang kemajuan. IoT pun akan menjadi salah satu peluang guru untuk memandang teknologi menjadi bagian pendidikan. Dan pada mindset kita, teknologi menjadi artefak kebudayaan generasi milenial saat ini.

B.3 Penerapan IoT Dalam Pendidikan Indonesia

Perkembangan dan penggunaan teknologi telah membawa perubahan yang besar pada dunia pendidikan. Revolusi digital telah menghasilkan implementasi internet di dalam sistem sekolah dengan e-learning. IoT menambahkan dimensi lain pada fenomena ini yang nantinya akan mengubah cara proses kegaitan belajar mengajar dengan memberikan pengalaman pendidikan yang lebih efisien dan mendalam. Data yang didapat dari IoT tersebut bisa membantu dalam pelacakan sumber daya untuk membuat rencana siswa yang lebih baik. IoT dapat digunakan secara efektif di lingkungan sekolah menengah dan universitas, di mana para siswa sudah beralih dari buku teks kertas ke e-book. Dengan sistem IoT maka akan membantu mendeteksi keberadaan siswa di dalam kelas, meniadakan kebutuhan untuk mengambil kehadiran secara manual, sehingga bisa lebih menghemat waktu.

Dunia pendidikan Indonesia mendapatkan angin segar dengan dimulainya penerapan Internet Of Things dan ekosistem digital dalam mendukung peningkatan pendidikan bangsa. Inisiatif ini dilakukan Indosat Ooredoo yang melakukan kemitraan dengan Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation dan CREATE Foundation. Penerapan Internet Of Things dilakukan dengan implementasi platform CREATE CyberSchool With IoT (Internet of Things) berbasis cloud di 65 sekolah percontohan yang tersebar di lima wilayah Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku - Papua. 

Adapun CREATE CyberSchool with IoT (Internet of Things) merupakan platform belajar berbasis cloud yang dikembangkan CREATE Foundation untuk memberikan sebuah sarana pembelajaran yang berkualitas bagi setiap siswa di seluruh Indonesia di manapun mereka berada dengan memanfaatkan teknologi digital. IoT (Internet of Things) merupakan fenomena baru pada abad 2I, dan penerapan Internet of Things ini nantinya akan mengubah pola interaksi, komunikasi dan pendidikan di masyarakat luas.  

Masing-masing sekolah percontohan tersebut akan dilengkapi dengan tablet yang telah dilengkapi dengan software dan aplikasi pendidikan. Di samping itu, Indosat Ooredoo akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada ratusan guru di Indonesia dan meningkatkan kompetensi mereka untuk bisa memberikan pendidikan digital sebaik mungkin.  

Salah satu karya CREATE Foundation adalah penerapan Internet Of Things melalui bahan ajar multimedia interaktif yang sudah dipakai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama Republik Indonesia di 3.600 sekolah seluruh Indonesia. Platform pendidikan digital interaktif berbasis cloud ini telah di uji coba pada sekolah TechnoNatura sebagai laboratorium CREATE CyberSchool dengan IoT (Internet of Things) yang dapat semakin mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia.
B.4 IoT Dalam Pembelajaran
Di era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, khususnya yaitu perkembangan internet. Oleh karena itu dunia pendidikan pun tidak lepas dari perkembangan internet. Untuk itu dalam pembelajaran perlu adanya media belajar yaitu internet. Dengan berkembangnya Internet of Things (IoT), maka internet pun bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain yang mendukung pembelajaran, diantaranya yaitu dengan memanfaatkan internet tersebut untuk kegiatan pembelajaran teori maupun praktikum.

Saat ini proses belajar tidak hanya terbatas pada pembelajaran dengan kombinasi gambar dan teks tetapi bisa lebih dari itu. Banyak buku teks yang telah digabungkan ke situs berbasis web yang menggabungkan silabus, video, animasi tambahan, penilaian, dan materi lainnya untuk membantu proses pembelajaran. Hal itu akan memberikan perspektif yang lebih luas kepada siswa dalam memperoleh pengetahuan tentang hal-hal baru dengan pemahaman dan interaksi yang lebih baik. 

Aplikasi IoT dalam pendidikan tidak terbatas dan sudah mulai diterapkan oleh beberapa smart school saat ini. Dalam jangka panjang, memanfaatkan data yang dikumpulkan oleh perangkat IoT dapat membantu meningkatkan keamanan dan memelihara lingkungan belajar bagi siswa. Meskipun perangkat IoT membutuhkan investasi modal awal yang tinggi, di masa depan manfaat yang di dapat akan jauh lebih besar daripada kekurangannya. Hal ini tidak hanya akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih baik tetapi juga bisa mengurangi biaya operasional. 

Permasalahan 
Menurut Anda apakah dengan AI dan IoT akan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang selama ini terjadi dalam proses pembelajaran di Indonesia!

Saat inovasi seperti IoT menjadi bagian kehidupan manusia. Tak ayal wacana ini pun akan menjadi sebuah literasi. IoT sendiri menjadi bagian besar dari literasi digital, kemungkinan integrasinya ke dalam pendidikan pun potensial. IoT dalam pendidikan sendiri akan lebih kepada aplikasinya untuk menyokong pengajaran. Tidak menutup kemungkinan IoT sangat membantu dalam hal literasi siswa, namun bagaimana cara kita mengatasi dampak negatifnya? 

Daftar Rujukan
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190513130056-37-72069/mengenal-artificial intelligence-dan-cara-kerjanya
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
http://theconversation.com/kecerdasan-buatan-ini-yang-perlu-anda-ketahui-untuk-memahami-bagaimana-mesin-digital-belajar-110996
Norvig, S. R. and P., & Intelligence., T. leading textbook in A. (2010). Artificial Intelligence: A Modern Approach. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
http://www.docstoc.com/docs/32527783/PENGANTAR-KECERDASAN-BUATAN-%28ARTIFICIAL-
http://rinasafitri007.blogspot.com/2018/11/internet-of-things-dalam-pembelajaran.html
www.teknoiot.com
http://mathocktavalanni.blogspot.com/2018/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://blog.wowrack.co.id/2016/10/internet-of-things-iot-dan-efeknya.html
http://meldaekaputri2018.blogspot.com/2018/11/internet-of-things-iot-dalam.html
https://www.kompasiana.com/girilu/59db22cc7461b104fe15cbc2/peluang-integrasi-iot-dalam-pendidikan
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/simet/article/view/769
https://arenalte.com/berita/industri/penerapan-iot-internet-of-things-dalam-program-pendidikan-di-indonesia/
https://idmetafora.com/news/read/305/penerapan-iot-dalam-pendidikan.html



12 Komentar

  1. Assalamu'alaikum wr.wb. salam literasi..
    Menurut saya, tulisan diatas sangat baik, menggambarkan secara rinci tentang Artificial Intelligen (AI) dan IoT untuk pembelajaran. Pada saat sekarang, dimana zaman teknologi yang mengharuskan semua serba canggih dan memanfaatkan AI dan IoT, muncul permasalahan seperti yang diungkapkan oleh sdri. Adhita yaitu apakah dengan AI dan IoT akan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang selama ini terjadi dalam proses pembelajaran di Indonesia!
    ada beberapa solusi yang bisa diselesaikan dari permasalahan tersebut yaitu dengan cara menganalisis kebutuhan sekolah dan kebutuhan siswa, tenaga pendidik dan kependidikan harus dibekali dengan penguasaan IT dan IoT, karena tanpa dibekali dengan pengetahuan AI dan IoT maka tenaga pendidik dan kependidikan tidak bisa mentransfer ilmu yang berkaitan dengan penguasaan teknologi. Dalam proses pembelajaran, Tenaga pendidik dan kependidikan bisa mentransfer pengetahuannya lewat andorid yang dimiliki oleh siswa, dengan mudah siswa bisa mendapat pengetahuan dan mendiskusikan apa yang belum mereka kuasai sehingga ketercapaian kriteria ketuntasan minimal dapat tercapai. Apabila belum tercapai KKM bisa dilanjutkan dengan program remedial dan siswa yang sudah mencapai KKM dengan program pengayaan lewat android, tenaga pendidik bisa mempersiapkan soal-soal test atau quiz bisa dipersiapkan seperti melalui aplikasi k-hoot dan aplikasi lainnya.
    terimakasih atas perhatiannya.. wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh ...
      Terima kasih atas perkenan Saudari Kak Nurhasanah menanggapi artikel di atas yang membahas tentang kecerdasan buatan (AI) dan IoT. Dimana keduanya sudah sangat akrab, dekat dan bersentuhan dengan semua aspek kehidupan manusia pada era ini.

      Pada contoh penerapan AI dan IoT dalam menyelesaikan permasalahan proses
      pembelajaran di atas sudah cukup baik dan memungkinkan dilaksanakan. Akan tetapi dalam teknis pelaksanaannya tentu diberlakukan semacam rule atau aturan yang mengikat sehingga para siswa tetap dalam koridor pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa siswa dalam hal ini remaja merupakan bagian dari penduduk usia produktif yang masih memerlukan bimbingan dan arahan dari orang dewasa. Sehingga pemecahan masalah belajar ini nantinya tidak menimbulkan permasalahan baru. Atau bisa dikatakan "memecahkan masalah tanpa masalah".

      Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa saat ini proses belajar bukan tentang atau dari teknologi tapi telah menjadi belajar dengan atau melalui teknologi. Untuk itu pembelajaran TIK sudah tidak lagi diajarkan pada kurikulum sekolah menengah pertama dan atas.

      Demikian tanggapan dari saya dan terima kasih.

      Hapus
  2. Assalamu'alaikum.. bu Dhita, terimakasih atas postingannya. semakin banyak postingan tentang AI dan IoT, maka semakin banyak orang akan memahami apa itu AI dan IoT, dan saaya semakin paham bahwa keterampilan berpikir itu tidak harus berasal dari diri sendiri, bahkan dengan kemajuan IT sekarang ini kecerdasan seseorang dapat dirancang sedemikian rupa. dan dengan IT, AI dan IoT semakin dapat dikembangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh ...
      Terima kasih atas pekenan Ibu Sri menanggapi artikel di atas. Benar sekali apa yang Ibu sampaikan bahwa kecerdasan buatan (AI) suatu saat pun bisa saja melebihi kecerdasan manusia karena manusia biasa memiliki keterbatasan indera dan tingkatan kecerdasan/berpikir yang tidak sama.

      Dengan adanya AI maka kendala-kendala teknis manusia yang mungkin bahkan belum terpikir sebelumnya sudah dapat digantikan atau dipecahkan oleh perangkat teknologi mesin/komputer. Esensinya AI dan IoT ini dapat melayani kebutuhan manusia dengan karakteristik yang berbeda. Untuk itu melek teknologi sudah menjadi keharusan bagi manusia era globalisasi ini.

      Demikian tambahan dari saya dan terima kasih.

      Hapus
  3. Assalamu;alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
    Izin menanggapi, Pemaparan yang menarik dan sistematis tentang kecerdasan buatan (AI) dan IoT, memang kalau kita amati saat ini IoT menjadi kebutuhan wajib bagi setiap individu tanpa melihat batasan umur, dan kecerdasan buatan yang memanfaatkan sistem komputeriasi menjadi semakin mempermudah manusia untuk melakukan berbagai hal yang dibutuhkan oleh manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Perkembangan yang relatif pesat ini hendaknya dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan diberbagai bidang kehidupan. Literasi digital menjadi bagian yang patut menjadi perhatian bersama, artinya para pengguna teknologi tidak sekedar memanfaatkan literasi digital saja, namun menjaddi literat yakni menjadi pemanfaat ataupun pengguna yang smart/ cerdas sehingga dampak negatif dari pemnafaatan teknologi dapat diminimalisir secara tidak langsung. demikian tanggapan Saya, Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh...
      Sebelum menananggapi komentar Saudari Kak Yut, maka ucapan terima kasih disampaikan atas perkenannya menanggapi artikel di atas yang terkait dengan AI dan IoT khususnya dalam pembelajaran. Di mana peran AI dan IoT ini sudah semakin marak dan pesat sehingga dalam meningkatkan mutu pembelajaran pun dapat difasilitasi dengan menggunakan keduanya.

      Untuk menjadi pemanfaat atau pengguna teknologi yang smart dalam arti bisa membedakan mana yang baik untuk dipelajari atau digunakan dan mana yang berimplikasi ke arah negatif tentunya para pebelajar harus diberikan pengawalan ketat orang dewasa, baik itu guru, kepala sekolah, orang tua, saudara atau yang lainnya. Selain itu, modal utama yang harus dibentuk sejak awal adalah karakter yang baik yang dilengkapi dengan benteng iman dan taqwa. Untuk itu, pebelajar yang telah dibekali dengan hal tersebut tentunya telah memiliki perisai dalam menghadapi dampak negatif dari teknologi dan perkembangan zaman. Paling tidak dalam hatinya akan merasa dan mengetahui bahwa hal tersebut baik untuk dirinya atau bahkan menyesatkan.

      Namun berkata memanglah mudah, dalam kenyataannya sangat sulit. Akan tetapi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab atas kehidupan generasi muda masa depan bangsa ini maka kita semua harus bergotong-royong bahu membahu dalam mendidik mengajari para pebelajar kita sehingga literat terhadap informasi, literat terhadap teknologi dan literat terhadap karakter dan akhlak.

      1 lagi yang perlu ditegaskan bahwa pebelajar adalah insan yang berasal dari keluarga, untuk itu semua berawal dari keluarga. Berilah generasi muda kita kasih sayang yang cukup, perhatian yang memadai sehingga pebelajar kita tersebut tidak akan mencari lagi kasih sayang di dunia maya atau virtual atau pelampiasan segala emosi ke arah yang tidak tepat.

      Demikian tanggapan saya dan terima kasih

      Hapus
  4. Mengapa IoT DAN AI mempunyai peranan penting dalam metode pembelajaran dan bagaimana penerapannya dalam dunia pendidikan ditingakat dasar. Menengah pertama. Mengah Atas serta di dunia universitas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam AI dan IoT ...

      Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang menekankan pengembangan intelijen mesin, pola berpikir dan bekerja seperti manusia. Misalnya, pengenalan suara, pemecahan masalah, pembelajaran, dan perencanaan.

      Internet of Things atau IoT adalah sebuah konsep besar saat ini yang dinilai mampu merevolusi semua industri dan juga masyarakat. Bahkan dalam pendidikan pun Internet of Things ini menjadi salah satu teknologi yang saat ini dipertimbangkan oleh para pengajar maupun anggota pemerintah yang terkait dengan pendidikan untuk menggunakannya guna berinovasi dan meningkatkan pembelajaran.

      Dengan Internet ini, belajar menjadi lebih dinamis dengan cara mengintegrasikan metode tradisional dengan metode baru (IoT). Selain itu, dampak pembelajaran dengan IoT ini juga dinilai mampu menjadikan pelajaran di kelas serta diskusi antar siswa lebih hidup. Bahkan dengan IoT siswa juga akan mampu mengeksplorasi metode-metode belajar lainnya. Sebagai contoh, siswa dapat belajar dirumah dengan melihat video, terlibat dalam proyek kemudian mendiskusikan hasil belajar di luar kelas tersebut saat kembali ke sekolah.

      Teknologi modern dan IoT tidak terbatas hanya pada bagaimana siswa belajar tapi juga dapat meningkatkan keamanan IoT sendiri serta akses yang lebih luas untuk mendapatkan informasi. Selain itu juga dapat melacak sumber daya utama. Pengaruh IoT ini juga memiliki efek lebih jauh lagi bagi para pelajar. Dalam pendidikan tinggi misalnya universitas, sebagai mahasiswa mungkin saat ini telah bosan dengan menggunakan buku, kebanyakan dari mereka lebih suka dengan teknologi seperti smartphone, tablet, laptop dan gadget lainnya. Dengan IoT ini akses informasi yang mudah di akses dari mana pun dan kapan pun, akan membuat pelajar mampu mempelajari segala sesuatu yang baru. Bahkan akan mendorong para pelajar untuk mempelajari lebih lanjut lagi.

      Selain itu, IoT juga memberikan pekerjaan yang lebih efisien bagi para pengajar dan pelajar. Contohnya adalah, para pengajar mampu mengoptimalkan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pelajar.
      Sekian dan terima kasih.

      Hapus
  5. Selamat Siang..
    terkait tulisan yang ibu buat, ada sebuah paragaraf yang menarik perhatian saya..
    paragraf terbunyi..
    "Internet of Things atau IoT adalah sebuah konsep besar saat ini yang dinilai mampu merevolusi semua industri dan juga masyarakat. Bahkan dalam pendidikan pun Internet of Things ini menjadi salah satu teknologi yang saat ini dipertimbangkan oleh para pengajar maupun anggota pemerintah yang terkait dengan pendidikan untuk menggunakannya guna berinovasi dan meningkatkan pembelajaran."

    Selanjutnya, apakah dengan AI dan IoT dapat memfasilitasi aspek afektif, kognitf, psikomotor yang menjadi dasar penilaiian dalam pendidikan kita di indonesia ?

    Terima Kasih
    Mohon tanggapannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang saudara Yami Noverdika ...
      Terkait dengan pertanyaan saudara yaitu AI dan IoT dapat memfasilitasi atas tiga aspek yang menjadikan dasar penilaian di Indonesia maka Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) − IoT membuat hampir semua mesin yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti IoT bisa meningkatkan segala aspek kehidupan kita dengan pengembangan teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi yang ada dilakukan dengan pengumpulan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan yang tersedia. Sebenarnya ya contohnya bisa jadi mesin yang tergolong sederhana semacam meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga bisa mendeteksi jika stok susu dan sereal favorit Anda sudah hampir habis, bahkan bisa juga membuat pesanan ke supermarket secara otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan buatan ini memang sangatlah menarik.

      AI dan IoT dapat memfalitasi ketiga aspek tersebut.

      Terima kasih

      Hapus
  6. Assalamualaikum..
    Terimakasih atas pengetahuan melalui artikel yang saudara sampaikan di atas. Memasuki era digital, kita hendaknya melek terhadap perkembangan teknologi yang ada. untuk AI dan IOT dalam pembelajaran hendaknya perlu terus dikembangkan hingga ke tingkat daerah dengan dukungan semua pihak khususnya pemerintah dan kaum teknologi khususnya..

    BalasHapus
  7. dengan adanya AI dan IoT bisa menjadi salah satu alternatif dalam penyelesaian satu masalah dalam pendidikan.IoT disini berguna dalam mempermudah aktifitas manusia. Bisa jadi IoT dapat membantu siswa dalam menerangkan ketiga level representasi secara sekaligus. Dan bisa jadi dapat membangkitkan minat siswa. namun, bagaimanakah cara kita setidaknya mengurangi dampak negatif yang juga bisa di timbulkannya ?

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama